PROSES MORFOFONEMIK BASA JAWA
ING SAJRONING
TETEMBUNGAN PANCA INDERA
UNIVERSITAS
NEGERI SURABAYA
FAKULTAS
BAHASA DAN SENI
JURUSAN
PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA JAWA
TAHUN
PELAJARAN 2012/2013
ATUR
PANGIRING
Puji
lan syukur konjuk dhumateng ngarsaning Gusti, amargi kanthi rahmat sarta
hidayahipun, panulis saged ngrampungaken anggenipun nyerat makalah kanthi
irah-irahan “PROSES MORFOFONEMIK BASA JAWA ING SAJRONING TETEMBUNGAN PANCA INDERA”.
Amargi kanthi rahmad
saha hidayahipun saengga makalah menika saged rampung kasusun.
Makalah punika, wosipun ngrembag
ngengengi awasesa kriya. Anggenipun ngrampungaken makalah menika boten lepad
saking panyengkuyung saking Bapak Murdiyanto.
Panyerat
nglenggana, bilih pandhapuking makalah menika kathah ingkang sisip, tebih
saking sampurna. Ingkang punika, panyaruwe saha sumbang surung para lebda,
panyerat tansah ngantu-antu lan ngaturaken gunging panuwun.
Saking kiranging kasampurnaning makalah menika
taksih sumimpen pangimpen lan panganja-anja, mugi-mugi pamaos saged kaparingan
kathah ngelmu saking makalah menika. Panulis
ngrumaosi menawi anggenipun nyerat ugi ngripta makalah punika taksih tebih saking
tembung sampurna. Makalah punika dipunajab sageda paring paedah kagem pribadhi
mliginipun, ugi para pamaos umumipun.
Pungkasanipun
atur, panulis nyuwun gunging sih samudra pangaksami mbok bilih wonten
klenta-klentu anggenipun nyerat.
Matur Nuwun.
Surabaya, 5 Januari 2014
Panulis
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
......................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
............................................................................1
1.2
Perumusan Masalah .........
.................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan Makalah............................................................2
1.4 Manfaat Panulisan Makalah……………………………………………2
BAB II : PEMBAHASAN
2.1 Analisis
Morfofonemik dalam Tetembungan Pada Panca Indera………...…3
BAB III : PENUTUP
3.1 Kesimpulan
................................................................................20
3.2 Saran
.........................................................................................20
Daftar Pustaka…………...………………………………..…………………………….….21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masyarakat
Indonesia adalah masyarakat yang bilingual, bahkan bisa dinamkan multilingual.
Mulai dilahirkan sampai sekolah, anak-anak paling tidak mengetahui dua bahsa,
atau inilah yag dinamakal bilingual. Sebagai contoh orang jawa sendiri yang
kadang-kadang menggunakan bahasa Indonesia, karena sejak kecil anak jawa di
sekolah sudah dibelajari bahasa Indonesia.
Dengan perkembangan
zaman, ternyata bahasa Jawa semakin ditinggalkan. Internet merupakan media
informasi yang saat ini sangat digandrungi semua orang, khususnya anak muda.
Hal ini yang menyebabkan komunikasi di internet sangat cair. Karena penggunaan
internet tidak mengenal batas negara, status ekonomi, ideology, dan
fakto-faktor lain yang biasanya dapat menghmbat komunikasi dan pertukaran
informasi di dunia nyata. Dengan alasan inilah, orang menyebut internet sebagai
revolusi dan bidang teknologi dan informasi.
Artikel dalam
Wikipedia basa jawa menunjukkan adanya
keunikan lain, yaitu pada peristiwa fonemis akibat dari pertemuan morfem, yang
disebut dengan orfofonemik. Seperti yang diungkapkan oleh Verhaar (2008:104)
menyatakan bahwa kaidah morfofonemik adalah “fonemis” hanya sejauh kaidah
tersebutdapat dirumuskan dengan mengacu pada fonem-fonemnya saja. Sedangkan
menurut aefendi (1979:213) menyatakan bahwa morfofonrmik dlam bahasa jawa dapat
dipersyarati paling tidak oleh enam hal, yaitu : (1) bunyi yang ada di
ligkungannya : (N-) dapat berubah menjadi n-, m-, ny-, ng- dan –nge, karena
bunyi-nunyi tersebut yang ada pada akar katanya, (2) peraturan fonotaktik atau
fonematik yang sudah ada, (3) morfem khas, (4) perubahan variasi bahasa seperti
ragam formal-informal, (5) dipersyarati oleh tingkat tutur yang berbeda-beda.
Dan (6) dialek yang berbeda-beda.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja jenis proses
morfofonemik dalam bahasa Jawa?
2. Bagaimana proses morfofonemik
dalam bahasa Jawa?
3. Bagaimana penggunaan proses
morfofonemik bahasa Jawa dalam alat indra?
1.3 Tujuan
1. Untuk menngetahui proses
morfofonemik dalam bahasa Jawa.
2.
Untuk mengetahui bagaimana proses morfofonemik dalam bahasa Jawa.
3. Untuk mengetahui bagaimana
penggunaan proses morfofonemik bahasa jawa
dalam alat indra.
dalam alat indra.
1.4 Manfaat
1.
Menjadi sumber acuan untuk pengkajian mengenai proses morfofonemik dalam
bahasa Jawa.
bahasa Jawa.
2. Sebagai sumber informasi
untuk meningkatkan pemahaman tentang proses
morfofonemik dalam bahasa Jawa.
morfofonemik dalam bahasa Jawa.
3. Menambah wawasan pembaca tentang proses
morfofonemik dalam bahasa Jawa.
BAB
II
PEMBAHASAN
“ANALISIS
TETEMBUNBUNGAN ING PANCA INDRA MANUNGSA”
1.
Nyundhul
Andi
ora sengaja nyundhul bal
(Jayabaya,
edisi 30, hal 27, cerita cekak dening Ibnu Marwah)
Proses
pelepasan segmen konsonan /s/
Analisis : /N- + sundhul/ → [nyundhul] ‘menyundul’
Kaidah
pelepasan segmen konsonan /s/
s N u
+ kons +nas -kons
+son +kons +sil
+kor
ø +son + +son X
+ant -kor -
kor
-bers +ant -
ant
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /s/ yang memiliki fitur [+kons, +son, +kor, +ant, -bers]
menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /n/ [+sil, +kons, +son, -kor, -ant] yang diikuti oleh
bagian dari morfem pangkal.
2.
Mengo
Ibu
langsung mengo yen adhik tiba
(Jayabaya,edisi
IV 27,cerita sambung 20)
Proses
pelepasan segmen konsonan /p/
Analisis : /N- + pengo/ → [mengo] ‘menoleh’
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /p/
p N e
+
kons +nas +sil
-son +kons +son
-kor ø -son + -kons X
+ant
-kor -ren
-bers
+ant -bul
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /p/yang memiliki fitur [+kons, -son, -kor, +ant, -bers]
menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /n/ [+nas, -kons, +son, -ren, -bul] yang diikuti oleh
bagian dari morfem pangkal.
3.
Noleh
Bapak
ora bisa noleh amarga lara struk
(Jayabaya,edisi
IV 27,cerita sambung 20)
Proses
pelepasan segmen konsonan /t/
/N-
+ toleh/ → [noleh] ‘menoleh’
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /t/
t N o
-sil +nas -kons
-son +kons -sil
-mal ø +son + -son X
-bers -sil
- kor
-pts +kor -
ant
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /t/
yang memiliki fitur [-sil, -son, -mal,
-bers, -pts] menjadi lesap setelah mengikuti
konsonan nasal /n/ [+nas, +kons, +son,
-sil, +kor] yang diikuti oleh bagian dari morfem
pangkal.
4.
Nyikat
Saben umbah-umbah ibu nyikat celanane bapak.
(JAYABAYA 27 IV cerbung 20)
Proses pelesapan segmen konsonan /s/
/N- + sikat/→ [ nyikat] ‘menyikat’
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /s/
s N i
+ kons +nas -kons
+son +kons +sil
+kor
ø -son + +son X
+ant -kor - kor
-bers -ant -
ant
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /s/ yang memiliki fitur [+kons, +son, +kor, +ant, -bers]
menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /n/ [+sil, -kons, +son, -kor, -ant] yang diikuti oleh
bagian dari morfem pangkal.
5.
Nampik
Saking nesune abi sampek nampik tangane rudi sing njaluk
sepura ning abi.
JAYABAYA 3 IV Cerbung 20
Proses pelesapan segmen konsonan /t/
/N- + tampik/ → [nampik] ‘menolak’
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /t/
t N a
-sil +nas -kons
-son +kons +sil
-mal ø +son + -son X
-bers -sil - kor
-pts +kor -
ant
Kaidah
ini menyatakan bahwa konsonan obstruent /t/
yang memiliki fitur [-sil, -son, -mal,
-bers, -pts] menjadi lesap setelah mengikuti
konsonan nasal /n/ [+nas, +kons, +son,
-sil, +kor] yang diikuti oleh bagian dari morfem
pangkal.
6.
Nyauri
Mengko yen nyauri sakecap malah dadi rong kecap.
JAYABAYA 25 II Cerkak 28 dening Afin Yulia
Proses pelesapan segmen konsonan /s/
/N- + sauri/→ [ nyauri] ‘menjawab’
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /s/
s N a
+ kons +nas -kons
+son +kons +sil
+kor
ø -son + -son X
+ant -kor - kor
-bers -ant -
ant
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /s/ yang memiliki fitur [+kons, +son, +kor, +ant, -bers]
menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /n/ [+sil, -kons, +son, -kor, -ant] yang diikuti oleh
bagian dari morfem pangkal.
7.
Mlayu
Siji-sijine dalan keslametan cepet nglungani mlayu nyang
omah kidul.
JAYABAYA 25 II cerkak dening Afin Yulia
Proses pelesapan segmen konsonan /p/
/N- + playu/→ [ mlayu] ‘berlari’
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /p/
p N l
+
kons +nas -sil
-son +kons +son
-kor ø -son + +kons X
+ant -kor +ant
-bers
+ant +kor
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /p/yang memiliki fitur [+kons, -son, -kor, +ant, -bers]
menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /n/ [+nas, -kons, +son, -ren, -bul] yang diikuti oleh
bagian dari morfem pangkal.
8.
Ngukur
Tansah klisikan bola-bali ngukur sirahe.
JAYABAYA 30 I cerkak dening Ibnu Marwah 24
Proses pelesapan segmen konsonan /k/
/N- + kukur/→ [ ngukur] ‘menggaruk’
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /k/
k N u
+
kons +nas +sil
-son +kons +son
-kor ø +son + -kons X
-ant +kor -ren
-sil
-ant -bul
Kaidah
ini menyatakan bahwa konsonan obstruent /k/yang
memiliki fitur [+kons, -son, -kor, -ant,
-sil] menjadi lesap setelah
mengikuti konsonan nasal /n/ [+nas, +kons, +son, +kor, -ant]
yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
9.
Mandeng
Kabeh kang ana neng latar padha mandeng dheweke.
JAYABAYA 30 I cerkak dening Ibnu Marwah 24
Proses pelesapan segmen konsonan /p/
/N- + pandeng/→ [ mandeng] ‘melihat’
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /p/
p N a
+
kons +nas +sil
-son +kons +son
-kor ø +son + -kons X
+ant -kor -ant
-bers
+ant -kor
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /p/yang memiliki fitur [+kons, -son, -kor, +ant, -bers]
menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /n/ [+nas, +kons, +son, -kor, +ant]
yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
10. Nembak
Polisi nembak demonstran sing demo ana ing njabane kantor
pemda Denpasar.
JAYABAYA Ature Redaksi 2
Proses pelesapan segmen konsonan /t/
/N- + tembak/ → [nembak] ‘menembak’
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /t/
t N e
-sil +nas -kons
-son +kons +sil
-mal ø +son + +son X
-bers -sil -
kor
-pts +kor -
ant
Kaidah
ini menyatakan bahwa konsonan obstruent /t/
yang memiliki fitur [-sil, -son, -mal,
-bers, -pts] menjadi lesap setelah mengikuti
konsonan nasal /n/ [+nas, +kons, +son,
-sil, +kor] yang diikuti oleh bagian dari morfem
pangkal.
11. Nyopot
Pak Jokowi nyopot jabatane Kepala UPT Rusun Marunda
JAYABAYA 14 IV Ature Redaksi 2
Proses pelesapan segmen konsonan /c/
/N- + copot/ → [nyopot] ‘melepas’
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /c/
c N o
+ kons +nas -kons
-son +kons -sil
+kor
ø -son + -son X
-ant -kor -
kor
-bers -ant -
ant
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /c/
yang memiliki fitur [+kons, -son,
+kor, -ant, -bers] menjadi
lesap setelah mengikuti konsonan nasal /n/ [+nas, +kons,
-son, -kor, -ant] yang diikuti oleh
bagian dari morfem pangkal.
12. Nyopot
Mbk
Ike isih lungguh karo maca majalah lan nyruputi sirupe.
(
Jayabaya No. 36 ; minggu I Mei 2013 ; Crita Romansa ; hal 37)
Analisis
:
Bentuk : N(ny-)
/ -i + sruput ® [ňruputti] ‘menyedot’
a.
Kaidah pelepasan segmen
konsonan /s/ setelah mengikuti proses asimilasi progresif nasal /n/ yang
diikuti oleh pebatasan morfem.
s N r
+ kons +nas +kons
+son +kons +son
+kor
ø +son + +kor X
+ant -kor +ant
-bers +ant +bers
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /s/ yang memiliki fitur [+kons, +son, +kor, +ant, -bers]
menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /n/ [+nas, +kons, +son, -kor,
+ant] yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
b.
Kaidah geminasi
konsonan obstruent /t/ pada sufiks /i/
t t
t i
+
kons +kons +kons +sil
-son
-son -son +son
+kor +kor +kor + -kons
+ant
+ant +ant +ting
-bers
-bers -bers -bul
Kaidah ini menyatkan bahwa konsonan
obstruens yang memiliki cirri pembeda seperti [+kons, α ant, β kor] digandakan
pada posisi sebelum vocal [+sil] dari morfem dan diikuti oleh perbatasan
morfem.
13. Ngrungokake
Becike
ngrungokake wae swarane tekek.
( Jayabaya No. 37 ; minggu II Mei
2013 ; hal 05)
Analisis :
Bentuk :
N- /- ake + rungu ® [Æžruƞɔkake]
‘mendengarkan’
Kaidah perubahan segmen vocal /u/
menjadi /É”/ dan pemunculan segmen konsonan /k/ dengan sufiks –ake.
u É” k a
+ sil +sil +kons +sil
+son
+son -sil +son
-kons -kons -son + -kons
-ren
+ren -kor -ren
-bul
-bul -ant -bul
Kaidah ini menyatakan bahwa vocal
/u/ yang memiliki fitur [+sil, +kons, -kons, -ren, -bul] berubah menjadi vocal
/É”/ [+sil, +son, -kons, +ren, -bul] pada posisi akhir dari morfem pangkal,
sebeum sufiks yang berawal dengan vocal /É”/ [+sil, +son, -kons, -ren, -bul]
yang diiikuti oleh perbatasan morfem, akan tetapi terjadi penyisipan segmen
konsonan /k/ [+kons, -sil, -son, -kor, -ant] setelah morfem pangkal sebelum
sufiks.
14. Dirungokne
Isin
pendhak-pendhak gemeder dirungokne tangga.
( Jayabaya No. 38 ; minggu III Mei
2013 ; Crita Cerkak ; hal 28)
Analisis :
Bentuk : di- / -ne + rungu ® [diruƞɔkne]
‘didengarkan’
Kaidah perubahan segmen vocal /u/
menjadi /É”/ dan pemunculan segmen konsonan /k/ dengan sufiks –ne
u É” k n
+ sil +sil +kons +sil
+son
+son -sil +son
-kons -kons -son + -kons
-ren
+ren -kor -ren
-bul
-bul -ant -bul
Kaidah
ini menyatakan bahwa vocal /u/ yang memiliki fitur [+sil, +kons, -kons, -ren,
-bul] berubah menjadi vocal /É”/ [+sil, +son, -kons, +ren, -bul] pada posisi
akhir dari morfem pangkal, sebeum sufiks yang berawal dengan vocal /É”/ [+sil,
+son, -kons, -ren, -bul] yang diiikuti oleh perbatasan morfem, akan tetapi
terjadi penyisipan segmen konsonan /k/ [+kons, -sil, -son, -kor, -ant] setelah
morfem pangkal sebelum sufiks.
15. Nguneakake
Awit
sajrone sasi Pasa padha kena ngunekake gamelan utawa
ropyan-ropyan (hal 19)
( Jayabaya No. 37 ; minggu II MeI
2013 ; hal 19)
Analisis :
Bentuk : Ng-
/ -ake + uni ® [ngunÉ›kake] ‘membunyikan’
Kaidah perubahan segmen vocal /i/
menjadi /É›/ dan pemunculan segmen konsonan /k/ dengan sufiks –ake
i É› k a
+ sil +sil +kons +sil
+son
+son -sil +son
-kons -kons -son + -kons
+ting
-ting -kor -ren
-bul
-bul -ant -bul
Kaidah
ini menyatakan bahwa vocal /i/ yang memiliki fitur [+sil, +son, -kons, +ting,
-bul] berubah menjadi vocal /É›/ [+sil, +son, -kons, -ting, -bul] pada posisi
akhir dari morfem pangkal, sebelum sufiks yang berawal dengan vocal /É›/ [+sil,
+son, -kons, -tingg, -bul] yang diiikuti oleh perbatasan morfem, akan tetapi
terjadi penyisipan segmen konsonan /k/ [+kons, -sil, -son, -kor, -ant] setelah
morfem pangkal sebelum sufiks.
16. Ngguyokake
Sing
rada ngguyokake, salah sijining poin tuntutane buruh yaiku
ndadekake Hari Buruh 1 Mei minangka dina libur.
( Jayabaya No. 37 ; minggu II Mei
2013 ; Atur redaksi ; hal 03)
Analisis :
Bentuk : N(ng-) /
-ake + guyu ® [ÆžguyÉ”kake] ‘lucu’
Kaidah perubahan segmen vocal /u/
menjadi /É”/ dan pemunculan segmen konsonan /k/ dengan sufiks –ake.
u É” k a
+ sil +sil +kons +sil
+son
+son -sil +son
-kons -kons -son + -kons
-ren
+ren -kor -ren
-bul
-bul -ant -bul
Kaidah
ini menyatakan bahwa vocal /u/ yang memiliki fitur [+sil, +kons, -kons, -ren,
-bul] berubah menjadi vocal /É”/ [+sil, +son, -kons, +ren, -bul] pada posisi
akhir dari morfem pangkal, sebeum sufiks yang berawal dengan vocal /É”/ [+sil,
+son, -kons, -ren, -bul] yang diiikuti oleh perbatasan morfem, akan tetapi
terjadi penyisipan segmen konsonan /k/ [+kons, -sil, -son, -kor, -ant] setelah
morfem pangkal sebelum sufiks.
17. Ngucapake
Nalika
iku, aku mung meneng, ora isa ngucapake apa sing tak piker.
(
Jayabaya No. 36 ; minggu I Mei 2013 ;
Crita Romansa ; hal 36)
Analisis
:
Bentuk : N(ng-) / -ake + ucap ® [Æžucappake] ‘mengucapkan’
Kaidah
geminasi konsonan obstruent /p/ pada sufiks -ake
p p p a
+
kons +kons +kons +sil
-son
-son -son +son
-kor -kor -kor + -kons
+ant
+ant +ant -ren
-bers
-bers -bers -bul
Kaidah
ini menyatkan bahwa konsonan obstruens yang memiliki cirri pembeda seperti
[+kons, α ant, β kor] digandakan pada posisi sebelum vocal [+sil] dari morfem
dan diikuti oleh perbatasan morfem.
18. Ambarsekar
lan ambarsari srikutan anggone ngusapi eluhe.
( Panyebarsemangat ; Edisi 20 ; 14
Mei 2012 ; hal 24 )
Analisis :
Bentuk : N(ng-)
/ -i + usap ® [Æžusappi] ‘menghapus’
Kaidah geminasi konsonan obstruent
/p/ pada sufiks -i
p p
p i
+
kons +kons +kons +sil
-son
-son -son +son
-kor -kor -kor + -kons
+ant
+ant +ant +ting
-bers
-bers -bers -bul
Kaidah
ini menyatkan bahwa konsonan obstruens yang memiliki cirri pembeda seperti [+kons,
α ant, β kor] digandakan pada posisi sebelum vocal [+sil] dari morfem dan
diikuti oleh perbatasan morfem.
19. Nyruputi
Mbak Ike isih lungguh karo
maca majalah lan nyruputi sirupe.
(
Jayabaya No. 36 ; minggu I Mei 2013 ; Crita Romansa ; hal 37)
Analisis
:
Bentuk : N(ny-) / -i + sruput ® [ňruputti] ‘menyedot’
Kaidah
pelepasan segmen konsonan /s/ setelah mengikuti proses asimilasi progresif
nasal /n/ yang diikuti oleh pebatasan morfem.
s N r
+ kons +nas +kons
+son +kons +son
+kor
ø +son + +kor X
+ant -kor +ant
-bers +ant +bers
Kaidah
ini menyatakan bahwa konsonan obstruent /s/ yang memiliki fitur [+kons, +son,
+kor, +ant, -bers] menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /n/ [+nas,
+kons, +son, -kor, +ant] yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal. Kaidah
geminasi konsonan obstruent /t/ pada sufiks /i/
t t
t i
+
kons +kons +kons +sil
-son
-son -son +son
+kor +kor +kor + -kons
+ant
+ant +ant +ting
-bers
-bers -bers -bul
Kaidah ini menyatkan bahwa konsonan
obstruens yang memiliki cirri pembeda seperti [+kons, α ant, β kor] digandakan
pada posisi sebelum vocal [+sil] dari morfem dan diikuti oleh perbatasan
morfem.
20. Kaya
dene sing dingendikakake Pak SBY ing akun twitter-e, lumantar
konvensi mau panjenengan kepingin ngajak rakyat melu nyeleksi capres saka
partai Demokrat,.
( Jayabaya No.
37 ; minggu II Mei 2013 ; hal 07)
Analisis
:
Bentuk : di- / -ake + ngendika ® [diÆžendikakake]
Kaidah perubahan segmen vocal /É”/
menjadi /a/ dan pemunculan segmen konsonan /k/ pada sufiks –ake
É” a k a
+ sil +sil +kons +sil
+son
+son -sil +son
-kons -kons -son + -kons
+ren
-ren -kor -ren
-bul
-bul -ant -bul
Kaidah ini menyatakan bahwa vocal
/É”/ yang memiliki fitur [+sil, +kons, -kons, +ren, -bul] berubah menjadi vocal
/a/ [+sil, +son, -kons, -ren, -bul] pada posisi akhir dari morfem pangkal,
sebeum sufiks yang berawal dengan vocal /a/ [+sil, +son, -kons, -ren, -bul]
yang diiikuti oleh perbatasan morfem, akan tetapi terjadi penyisipan segmen
konsonan /k/ [+kons, -sil, -son, -kor, -ant] setelah morfem pangkal sebelum
sufiks.
21. Pancene
aku pengen mujudake usaha sing antarane pegawe, sing duwe lan sing tuku
padhadene untung lan adil,”mangkono kandhane Muharjo sing
ngrintis usaha pertanian organic, UD Kembang Lestari iki.
( Jayabaya No. 37 ; minggu II Mei
2013 ; hal 07)
Analisis :
Bentuk : kandha
+ -e ® [kandhane]
‘katanya’
Kaidah peubahan segmen vocal /É”/
menjadi /a/ dan pemunculan segmen konsonan /n/ pada sufiks –ne
É” a n a
+ sil +sil +kons +sil
+son
+son -sil +son
-kons -kons -son + -kons
+ren
-ren +kor -ren
-bul
-bul +ant -bul
Kaidah
ini menyatakan bahwa vocal /É”/ yang memiliki fitur [+sil, +kons, -kons, +ren,
-bul] berubah menjadi vocal /a/ [+sil, +son, -kons, -ren, -bul] pada posisi
akhir dari morfem pangkal, sebelum sufiks yang berawal dengan vocal /a/ [+sil,
+son, -kons, -ren, -bul] yang diiikuti oleh perbatasan morfem, akan tetapi
terjadi penyisipan segmen konsonan /n/ [+kons, -sil, -son, +kor, +ant] setelah
morfem pangkal sebelum sufiks.
22. Ora
mangan ora ngombe lan ora turu
( Jayabaya No. 37 ; minggu II Mei
2013 ; hal 11)
Analisis :
Bentuk : N(m-)
+ pangan ® [maÆžan]
‘makan’
Kaidah pelepasan segmen konsonan
/p/ setelah mengikuti proses asimilasi progresif nasal /n/ yang diikuti oleh
pebatasan morfem.
p N
a
+
kons +nas +sil
-son +kons +son
-kor ø
+son + -kons X
+ant
-kor -ren
-bers
+ant -bul
Kaidah
ini menyatakan bahwa konsonan obstruent /p/yang memiliki fitur [+kons, -son,
-kor, +ant, -bers] menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /n/ [+nas,
+kons, +son, -kor, +ant] yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
23. Kanggo
pepak-pepaking crita, diaturake ing kene, manawa sabenere saka
kalangan guru.
( Jayabaya No. 37 ; minggu II Mei
2013 ; hal 14)
Analisis :
Bentuk :
di- / -ake + atur ® [diaturrake] ‘dihaturkan’
Kaidah geminasi konsonan sonorant
/r/
r r
r a
+
kons +kons +kons +sil
+son
+son +son +son
+kor +kor +kor + -kons
+ant
+ant +ant -ren
+bers
+bers +bers -bul
Kaidah
ini menyatkan bahwa konsonan sonoran yang memiliki cirri pembeda seperti
[+kons, +son] digandakan pada posisi sebelum vocal [+sil] dari morfem dan
diikuti oleh perbatasan morfem.
24. Ana
ing tembok, lor regol, lan aula naga cacah loro kang buntute gubet-gubetan, nggambarake
candrasengkala”dwi naga rasa tunggal”
( Pannyebarsemangat ; Edisi 20 ; 14
Mei 2012 ; hal 11 )
Analisis :
Bentuk :
N(ng-) / -ake + gambar ® [Æžgambarrake] ‘menggambarkan’
Kaidah geminasi konsonan sonorant
/r/
r r
r a
+
kons +kons +kons +sil
+son
+son +son +son
+kor +kor +kor + -kons
+ant
+ant +ant -ren
+bers
+bers +bers -bul
Kaidah
ini menyatkan bahwa konsonan sonoran yang memiliki cirri pembeda seperti
[+kons, +son] digandakan pada posisi sebelum vocal [+sil] dari morfem dan
diikuti oleh perbatasan morfem.
25. Nglamuti
Intan
nunggu disusul ibune disambi nglamuti permen
(Jaya Baya 26
III Cerita romansa halaman 26).
Proses
pelepasan segmen konsonan /k/
Analisis : /N- +klamut/ → [nglamuti]
Kaidah
pelepasan segmen konsonan /k/
Analisis :
k n l
+kons -son +kons
-sil → ɸ/ +nas + -sil X
-kor +kons +son
-ant -kor +kor
-ting -ant
+ant
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /k/ yang memiliki fitur [+kons, -
sil, -kor, -ant, -ting] menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /Ny/ [+nas,
+kons, -son, -kor, -ant] yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
sil, -kor, -ant, -ting] menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /Ny/ [+nas,
+kons, -son, -kor, -ant] yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
b.
Kaidah geminasi
konsonan obstruent /t/ pada sufiks /i/
t t
t i
+
kons +kons +kons +sil
-son
-son -son +son
+kor +kor +kor + -kons
+ant
+ant +ant +ting
-bers
-bers -bers -bul
Kaidah ini menyatkan bahwa konsonan
obstruens yang memiliki cirri pembeda seperti [+kons, α ant, β kor] digandakan
pada posisi sebelum vocal [+sil] dari morfem dan diikuti oleh perbatasan
morfem.
26. Mancing
Sentolope
wong mincing, mboh etan apa kulon kali (Jaya Baya 26 III Cerkak halaman 17).
Proses
pelepasan segmen konsonan /p/
Analisis : /N- + pancing/ → [mancing]
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /p/
p n a
-sil -sil -kon
-son → ɸ
/ +nas + +sil X
-mal +kons +son
-bers -kor -kor
-pts +ant -ant
Kaidah
ini menyatakan bahwa konsonan obstruent /p/ yang memiliki fitur [-sil, -son,
-mal, -bers, -pts] menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /m/ [-sil,
+nas, +kons, -kor, +ant] yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
27. Nyukil.
Ibu
nyukil krambil arep diparut.
(Jayabaya,edisi IV 27,cerita sambung 20)
Proses
pelepasan segmen konsonan /c/
/N-
+ cukil/ → [nyukil]
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /c/
c n u
-sil -son -kons
-son → ɸ / +nas +
+sil X
-mal +kons +son
-bers -kor -kor
+pts -ant -ant
Kaidah ini menyatakan bahwa konsonan obstruent
/c/ yang memiliki fitur [-son, -sil, -,mal, -bers, +pts] menjadi lesap setelah
mengikuti konsonan nasal /Ny/ [+nas, +kons, -son, -kor, -ant] yang diikuti oleh
bagian dari morfem pangkal.
28. Nyaplok.
Baya
kuwi lambene mangap arep nyaplok pitik kae (Jaya Baya 26 III Purbakala halaman
9).
Proses pelesapan segmen konsonan /c/
/N- + caplok/→ [ nyaplok] ‘melahap’
Kaidah
pelepasan segmen konsonon /c/
c n a
+kons +kon -kons
-
sil → ɸ / +nas + +sil X
-son +kons +son
+kor -son -kor
-ant +ant -ant
Kaidah
ini menyatakan bahwa konsonan obstruent /c/ yang memiliki fitur [+kons, -sil,
+kor, -ant, -son] menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /Ny/ [+nas,
+kons, -son, -kor, -ant] yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
29. Meleti
Adhik
ora gelem bali malah meleti mbakyune ( Jaya Baya 26 III Cekak halaman 17).
Proses
pelepasan segmen konsonan /p/
Analisis : /N- +pelet/ → [meleti] ‘menjulurkan
lidah
Kaidah
pelepasan segmen konsonan /p/
Analisis :
p n E
+kons -sil -kons
-sil → ɸ/ +son + +sil X
-son +kons +son
-kor -kor -kor
-ant +ant
-ant
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /p/ yang memiliki fitur [+kons, -
sil, -son, -kor, -ant] menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /m/ [-sil,
+kons, +son, -kor, +ant] yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
sil, -son, -kor, -ant] menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /m/ [-sil,
+kons, +son, -kor, +ant] yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
c.
Kaidah geminasi
konsonan obstruent /t/ pada sufiks /i/
t t
t i
+
kons +kons +kons +sil
-son
-son -son +son
+kor +kor +kor + -kons
+ant
+ant +ant +ting
-bers
-bers -bers -bul
Kaidah ini menyatkan bahwa konsonan
obstruens yang memiliki cirri pembeda seperti [+kons, α ant, β kor] digandakan
pada posisi sebelum vocal [+sil] dari morfem dan diikuti oleh perbatasan
morfem.
30. Nyuding
Nalika aku lewat
tak sawang sawang wong kae kok nyuding-nyuiding wit witan kuwi karo ngguyu
ngguyu ( Jaya Baya 26 III Cekak halaman 18).
Proses
pelepasan segmen konsonan /t/
Analisis : /N- +tuding/ → [nyuding]
‘menjulurkan tangan’
Kaidah
pelepasan segmen konsonan /t/
Analisis :
t ny u
+kons -sil -kons
-sil → ɸ/ -son + -sil X
-son +kons +son
+kor -kor -kor
+ant -ant
-ant
Kaidah ini menyatakan bahwa
konsonan obstruent /p/ yang memiliki fitur [+kons, -
sil, -son, +kor, +ant] menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /ny/ [-sil,
+kons, -son, +kor, -ant] yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
sil, -son, +kor, +ant] menjadi lesap setelah mengikuti konsonan nasal /ny/ [-sil,
+kons, -son, +kor, -ant] yang diikuti oleh bagian dari morfem pangkal.
31. Ngombe
Anang ngombe es degan ing pinggir dalan
JAYABAYA 27, IV cerita sambung 21
Analisis :
/N + ombe Ngombe ‘diminum’
Fungsi :
ateges kaya ing tembung kriya/fleksi
Makna :
Nglakoni tindakan kaya tembung lingga
32. Dicokot
Sikile mbahku dicokot ulo nganti ora bisa mlaku
JAYABAYA 27, IV cerita sambung 21
Analisis :
di + cokot dicokot ‘digigit’
Fungsi :
ateges kaya ing tembung kriya/fleksi
Makna :
Nglakoni tindakan kaya tembung lingga
33. Mbalang
Danar sing padha mbalang kenek udheng
JAYABAYA 27, IV cerita sambung 21
Analisis :
/N + balang mbalang ‘melempar’
Fungsi :
ateges kaya ing tembung kriya/fleksi
Makna :
Nglakoni tindakan kaya tembung lingga.
34. Ngawe-ngawe
Bengi iku ana sing padha ngawe-ngawe
JAYABAYA 25 II cerkak dening Afin Yulia
Analisis :
dwi lingga saka tembung ngawe
Fungsi :
ateges kaya ing tembung kriya/fleksi
Makna :
Nglakoni tindakan kaya tembung lingga
35. Merem
Tangi turon kelap-kelop ora bisa turu
JAYABAYA 30 cerita romansa 24 Ibnu Marwah
Analisis :
/N(m) + erem merem ‘memejamkan
mata’
Fungsi :
ateges kaya ing tembung kriya/fleksi
Makna :
Nglakoni tindakan kaya tembung lingga
36. Ndremimil
Ndremimil ora ana pedhote
JAYABAYA 25, Cerkak 28 Afin Yulia
Analisis :
/N + dremimil ndremimil
‘ngedumel’
Fungsi :
ateges kaya ing tembung kriya/fleksi
Makna :
Nglakoni tindakan kaya tembung lingga
37. Anguk-anguk
Mbok dipo wedok karo anguk-anguk lawang
JAYABAYA 25 II cerkak dening Afin Yulia
Analisis :
dwi lingga saka tembung anguk
Fungsi :
ateges kaya ing tembung kriya/fleksi
Makna : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga
38. Kedhal-kedhul
Karo kedhal-kedhul padha ngrokok sinambi nyawang
kendaraan
JAYABAYA 25 II cerkak dening Afin Yulia
Analisis :
dwi lingga saka tembung kedhul
Fungsi :
ateges kaya ing tembung kriya/fleksi
Makna :
Nglakoni tindakan kaya tembung lingga
39. Dirungu
Sing
mesthi swara udur-uduran mau nganti banter, nganti dirungu dening
Sugiyo.
(
Pannyebarsemangat ; Edisi 20 ; 14 Mei 2012 ; hal 13)
Analisis :
Bentuk : di-
+ rungu ® dirungu
Fungsi : Ateges tembung kriya pasif / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
40. Ngombe
Kanggo ngurangi kendaraan
bermotor ngombe bensin, satemene bisa wae industry kendaraan
bermotor dikurangi.
(Jayabaya
No. 37 ; minggu II Mei 2013 ; Gambang suling ; hal 05)
Analisis :
Bentuk : N(ng-)+
ombe ® ngombe
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
41. Ngomong
Karo
ngomong ngono ngelungake banyu sirup marang aku.
( Jayabaya No. 36 ; minggu I Mei
2013 ; Crita Romansa ; hal 37)
Analisis :
Bentuk : N(ng-)
+ omong ® ngomong
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
42. Manthuk-manthuk
Rena
manthuk-manthuk tandha gelem dijak karo mbake neng alun-alun.
( Jayabaya No. 30 ; mifnggu II
Crita Romansa ; hal 37)
Analisis :
Fungsi : Ateges tembung kriya / dwilingga
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
43. Ndhingkluk
Eka
ndhingkluk mikirna apa sing tandangi nalika isih neng Blitar.
( Jayabaya 30 II Cerita romansa 24)
Analisis :
Bentuk : N(n)
+ dhingkluk ® ndhingkluk
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
44. Mesam-mesem
Santi
sing sadurunge mesam-mesem banjur owah praupane.
( Jayabaya No. 30 II Crita Romansa
; hal 24)
Analisis :
Fungsi : Ateges tembung kriya / dwilingga salin swara
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
45. Diusung
Diusung
kayu jati neng plataran ngarep umahe...
( Jayabaya No. 36 ; minggu I Mei
2013 ; Crita Romansa ; hal 37)
Analisis :
Bentuk : Di
+ usung ® Diusung
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
46. Ditumpuk
Mulih
cukup ditumpuk neng galengan sawah, tanpa dijaga.
( PS 22 II kaca 20 Cerbung)
Analisis :
Bentuk : Di
+ tumpuk ® ditumpuk
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
47. Dipasang
Mulane
neng warung pojokan kono banjur dipasang tulisan…
( PS 22 II kaca 20 Cerbung)
Analisis :
Bentuk : Di
+ pasang ® Dipasang
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni tindakan
kaya tembung lingga kasebut
48. Diajak
Menawa
ora ana sing diajak tetimbangan.
( PS 22 II kaca 20 Cerkak)
( Jayabaya No. 36 ; minggu I Mei
2013 ; Crita Romansa ; hal 37)
Analisis :
Bentuk : Di
+ ajak ® Diajak
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
49. Dibuwang
Seger
dipasang, alum dibuwang.
( PS 22 II kaca 47 Cerkak)
Analisis :
Bentuk : Di
+ Buwang ® Dibuwang
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
50. Dipangan
Mulakna
dipangan saiki wae.
(PS 22 kaca 41 “Apa tumon”)
Analisis : Bentuk : Di + Pangan ® Dipangan
Fungsi : Ateges tembung kriya / derivasi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
51. Digawa
Sawise
ngurus administrasi rampung aku ringkes-ringkes samubarang kang bakal digawa
mulih.
( PS 22 II kaca 41 Apa tumon)
Analisis :
Bentuk : Di
+ gawa ® Digawa
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
52. Batine
Sari mbengok.
(
Panyebarsemangat ; Edisi 20 ; 14 Mei 2012 ; hal 24 )
Analisis :
Bentuk : N(m-)
+ bengok ® mbengok
Fungsi
: Ateges tembung kriya / fleksi
53. Henry
ndhingkluk rumangsa salah.
(
Jayabaya No. 34 ; minggu III April 2013 ; Crita Cerkak ; hal 29)
Analisis :
Bentuk : N(n-)
+ dhingkluk ® ndhingkluk
Fungsi : Ateges tembung kriya / derivasi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
54. Sadrana
manggut-manggut nadyan sejatine ora patiya mangerti.
(
Jayabaya No. 38 ; minggu III Mei 2013 ; Obrolan Cablaka ; hal 32)
Analisis :
Bentuk : U + manggut
® manggut-manggut
Fungsi : Ateges tembung kaanan / dwilingga
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
55. Ahmad
Mubarok mumet ! nggliyeng .
(
Jayabaya No. 38 ; minggu III Mei 2013 ; Crita Cerkak ; hal 28)
Analisis :
Bentuk :
N(ng-) + gliyeng ® nggliyeng
Fungsi : Ateges tembung kriya / derivasi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
56. Santi
mung manthuk, ora kandha
apa-apa.
(
Jayabaya No. 37 ; minggu III Mei 2013 ; hal 48)
Analisis :
Bentuk : ® Manthuk
Fungsi : Ateges tembung kriya
Teges : Nglakoni tindakan kaya tembung lingga kasebut
57. Marang
wartawan Koran warta ekonomi sing bonafit ing Negeri iki wae aku jane ora perlu
ngrogoh celengan jero-jero.
(
Jayabaya No. 36 ; minggu I Mei 2013 ; Crita Romansa ; hal 37)
Analisis :
Bentuk :
N(ng-) + rogoh ® ngrogoh
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni tindakan kaya tembung lingga kasebut
58. Dhisik
ana pelukis Hardi nggambar awake dhewe kanthiseragam Presiden Ri
lan ing ngisore ditulisi : calon presiden RI 2000.
( Jayabaya No. 37 ; minggu II mei
2013 ; hal 06)
Analisis :
Bentuk :
N(ng-) + gambar ® nggambar
Fungsi : ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
59. Bentuke
lurung guwa yen digambar mbentuk aksara cilik.
( Jayabaya No. 37 ; minggu II mei
2013 ; hal 10)
Analisis :
Bentuk :
di- + gambar ® digambar
Fungsi : Ateges tembung kriya pasif / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
60. Ilat
banjur dicandhak
( Jayabaya No. 37 ; minggu II mei
2013 ; hal 11)
Analisis :
Bentuk : di-
+ candhak ® dicandhak
Fungsi : Ateges tembung kriya
pasif / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
61. Kita
kudu pinter nangkep peluang sing ana, aja nganti peluang iki dijupuk
dening wong liya.
( Jayabaya No. 37 ; minggu II Mei 2012
; hal 12)
Analisis :
Bentuk :
di- + jupuk ® dijupuk
Fungsi : Ateges tembung kriya pasif / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
62. Dak
tata laire, yen ta wilayah iki kelako kecekel tangan, istingarahe
nelukake Mesir, persasat suwe mijeting wohing ranti.
( Jayabaya No. 37 ; minggu II Mei
2012 ; hal 14)
Analisis :
Bentuk :
ke- + cekel ® kecekel
Fungsi : Ateges tembung kriya pasif
(ketidaksengajaan) / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
63. Panggihe
temanten njupuk jam-jaman sawise akad nikah.
( Jayabaya No. 37 ; minggu II Mei
2013 ; hal 16 )
Analisis :
Bentuk :
N(n-) + jupuk ® njupuk
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
64. Cumpene blanja kang ditampa
guru-guru partikelir, manut Fatah, or uwal saka kahanane yayasan sing ngesuhi
sekolah swasta kasebut.
( Panyebarsemangat ; Edisi 20
; 14 Mei 2012 ; hal 06 )
Analisis :
Bentuk : di-
+ tampa ® ditampa
Fungsi : Ateges tembung kriya pasif / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
65. Kareta
iki digawa ning Magelang kanthi khusus, saka kraton Ngayogyakarta
Hadiningrat .
( Pannyebarsemangat ; Edisi 20 ; 14
Mei 2012 ; hal 07 )
Analisis :
Bentuk :
di- + gawa ® digawa
Fungsi : Ateges tembung kriya pasif / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
66. Jalarane,
wong loro mau padha regejegan, Kardi sing nduweni watak kasar kuwi banjur
njupuk clurit ing pawon kanggo nggorok Saliyem sing isih
kelekaran ana paturone.
( Panyebarsemangat ; Edisi 20 ; 14
Mei 2012 ; hal 13 )
Analisis :
Bentuk :
N(ng-) + gorok ® nggorok
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
67. Bapake
banjur diseret menyang mburi omah bnjur pilingane dithuthuk
gagang arit nganti semaput.
( Panyebar semangat ; Edisi 20 ;
14 Mei 2012 ; hal 13 )
Analisis :
Bentuk :
di- + seret ® diseret
di- + thuthuk ® dithutuk
Fungsi
: Ateges tembung kriya pasif / fleksi
Teges : Nglakoni tindakan kaya tembung lingga kasebut
Teges : Nglakoni tindakan kaya tembung lingga kasebut
68. Trenyuh,
adhike nuli digapyuk, dirangkul kenceng.
( Panyebarsemangat ; Edisi 20 ; 14
Mei 2012 ; hal 24 )
Analisis :
Digapyuk = di- + gapyuk
Bentuk :
di- + rangkul ® dirangkul
Fungsi : Ateges tembung kriya pasif / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
69. Boyoke
dieluk, swarane kemrutug.
( Panyebarsemangat ; Edisi 20 ; 14
Mei 2012 ; hal 42 )
Analisis :
Bentuk : di-
+ eluk ® dieluk
Fungsi : Ateges tembung kriya pasif / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
70. Liwat
frekuensi tinamtu film-film mau bis adi kirim langsung, lan sanalika iki uga
ditonton itawa diputer ing bioskop-bioskop,
“ngendikane.
( Panyebarsemangat ; Edisi 20 ; 14
Mei 2012 ; hal 42 )
Analisis :
Bentuk :
di + puter ® diputer
Fungsi : Ateges tembung kriya pasif / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
71. Godhonge
kena kanggo obatluar cacar kanthi cara diremet-remetdiborehake
ing panggonan kang kena cacar.
( Jayabay No. 38 ; minggu III Mei
2013 ; hal 32)
Analisis :
Bentuk : di-
+ U + remet ® diremet-remet
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi / dwilingga
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
72. Nggegem
tanganmu lan nyebutake jeneng.
( Jayabaya No. 38 ; minggu III Mei
2013 ; hal 37)
Analisis :
Bentuk :
N(ng-) + gegem ® nggegem
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
73. “
lho, supaya katon rapi ta Ndhuk, mengko disampuli hlo ya,,,” ibune ngelus
rambute Santi sing dawa lan alus.
( Jayabaya No 38 ; minggu III Mei
2013 ; hal 48 )
Analisis :
Bentuk :
N(ng-) + elus ® ngelus
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
74. Amerga ndeleng pasar beras organic ing
sansaya jembar lan ngrembaka, Muharjo kanthi semangat mbukak sawah anyar kanggo
ditanduri pari organic kanthi cara nekani kelompok tani konvensioal kareben
gelem ngalih ganti dadi tani organic.
( Jayabaya No. 37 ; minggu II Mei
2013 ; hal 09)
Analisis :
Bentuk :
N(n-) + deleng ® ndeleng
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
75. Liwat
frekuensi tinamtu film-film mau bis adi kirim langsung, lan sanalika iki uga ditonton
itawa diputer ing bioskop-bioskop, “ngendikane.
( Pannyebarsemangat ; Edisi 20 ; 14
Mei 2012 ; hal 42 )
Analisis :
Bentuk :
di- + tonton ® ditonton
Fungsi : Ateges tembung kriya pasif / fleksi
Teges : Nglakoni
tindakan kaya tembung lingga kasebut
76. Diantem
Sopir
boat sing ngantuk kena silire angina tlaga diantem kejegur tlaga.
( PS 22 II kaca 41 Apa tumon)
Analisis :
Bentuk : Di
+ antem ® Diantem
Fungsi : Ateges tembung kriya / fleksi
Teges : Nglakoni tindakan kaya
tembung lingga kasebut
BAB
III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Proses
pemebentukan kata bahasa jawa ada yang menimbulkan peristiwa fonemis dan ada
pula yang tidak menimbulakan peristiwa fonemis.proses pembentukan kata yang
tidak menimbulkan peristiwa fonemis itu adalah proses morfemis biasa, sedangkan
yang enimbulkan proses fonemis adalah proses morfofonemis. Adapun peristiwa
fonemis akibat proses morfofonemis tersebut meliputi :
1.
Pemunculan fonem,
disini fonem /y/, /w/, dan /n/.
2.
Perubahan fonem,
terjadi pada 9a0. Reduplikasi dwipurwa, 9b0 Reduplikasi dwilingga.
3.
Pelepasan fonem
4.
Peluluhan fonem
5.
Pergeseran posisi
fonem, dan
6.
Penggandaan fonem
3.2 Saran
Semoga makalah
ini dapat membantu kita dalam belajar morfologi khususnya proses morfofonemik
bahasa jawa. Kami menulis sadar benar akan kesulitan dalam menganalisis proses
morfofonemik dalam berbagai macam bentuk tetembungan yang telah mengalami
afiksasi. Jadi kami mohon agar sebagai mahasiswa kita harus menomorsatukan
bahasa, karena salah penulisan juga mengakibatkan salah dalam pengartian. Dan
disisi lain apabila dalam pembuatan makalah ini kurang dari sempurna, semoga
pembaca dapat membantu kami dengan memberikan kritik atau masukan.
Daftar
Pustaka
Effendi,
S. 1979. Morfologi Bahasa Jawa. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Jayabaya No. 34 ; minggu III April 2013
Jayabaya No. 36 ; minggu I Mei 2013
Jayabaya No 37 ; minggu II Mei 2013
Jayabaya No. 38 ; minggu III Mei 2013
Panyebarsemangat ; Edisi 20 ; 14 Mei
2012
Verhaar. 2008. Asas-Asas Linguistik
Umum. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.